The Alchemist - Paulo Coelho
Tetapi bagaimana bila novel yang kita baca tidak membuat kita merasakan hal-hal tersebut ? Seperti halnya novel The Alchemist,
karangan penulis asal Amerika Latin Paulo Coelho. Sebuah novel bergenre
magis-realis khas novel Amerika latin. Novel yang mungkin justru malah
membuat kita mengerenyutkan dahi ketika membacanya. Novel tersebut
menceritakan tentang petualangan seorang pemuda dalam mencari Sang
Alchemist, tokoh rekaan dalam novel yang tidak lain adalah representasi
Sosok Sang Bijak, yang dalam kehidupan nyata sering kita sebut guru,
filsuf, orang bijak, bahkan nabi.
Dalam
novel tersebut pembaca diajak bertualang secara imajinasi dan
intelektual tentang pencarian kebenaran sejati, pencarian makna hidup,
makna bekerja, makna berbuat baik. Paulo Coelho menggambarkan bahwa
untuk menemui Sang Alchemist, Sang pemuda harus melewati sejumlah
tantangan, pada bagian akhir novel, ia bahkan harus belajar mengerti
bahasa alam, bagaimana angin sebenarnya berbicara. Sungguh bukan sebuah
novel yang menghibur, lebih mirip sebuah buku filsafat. Mungkin untuk
sebagian kita novel ini terlalu kelam, terlalu rumit, tidak menghibur.
Namun justru lewat novel inilah Paulo Coelho berhasil menunjukkan kepada
dunia, bahwa ia seorang penulis kelas dunia.
Pada
kehidupan nyata, pencarian makna hidup adalah pekerjaan abadi manusia.
Sejak pertama kali manusia pertama diciptakan hingga hari ini,
Filsuf-filsuf hadir dan lahir menggantikan para nabi untuk terus mencoba
mencari makna kehidupan. Dan untuk dapat menemukan makna-makna
kehidupan, tantangan adalah sesuatu yang harus dihadapi.
Tantangan-tantangan dalam bentuk apapun akan selalu hadir, sebagai
bagian dari perjalanan menemukan kebenaran. Baik tantangan yang berasal
dari diri kita atau dari orang sekitar kita.
Novel
tersebut diawali oleh keinginan seorang pemuda di sebuah gereja tua
untuk bertualang mencari Sang Achemist. Dalam perjalanannya, ia bekerja
di toko kelontong, belajar bahasa lain, pergumulan antara menjalani
kemapanan dan keinginan untuk melanjutkan perjalanan, mengalami
pengalaman antara mementingkan diri sendiri dan orang lain. Akhir dari
itu semua tentu saja, sang pemuda berhasil bertemu dengan Sang
Alchemist. Namun, di akhir novel, Paulo Coelho menutupnya dengan adegan
bahwa semua yang dialami oleh pemuda tersebut, hanyalah sebuah mimpi.
Itu menimbulkan pertanyaan bahwa, apakah pencarian Sang Benar hanyalah
sebuah mimpi ? Apa yang Paulo Coelho coba sampaikan dengan penutup
cerita seperti itu ? Disitulah letak kekelaman novel ini.
Paulo
Coelho seperti mencoba mengatakan bahwa, pencarian kebenaran hakikatnya
adalah mimpi semua orang. Setiap orang berhak untuk mencari kebenaran.
Namun yang juga patut disadari, bahwa pencarian kebenaran atau Sang
Benar bukanlah hal mudah. Kita harus melalui berbagai halang rintang
untuk bisa sampai pada akhirnya. Kita mungkin bisa sampai, namun juga
tidak. Sebuah pencarian bisa berakhir pada kesuksesan, atau hanya akan
membawa kita kembali ke tempat darimana kita berasal.
Sumber :
M. Yusral Alhadi (Pemilik Buku) dan Keluar Malam.Sumber Website :: http://sangburunghantu.multiply.com/journal/item/10?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
0 komentar: