SUHU DAN KALOR
SUHU DAN KALOR
1. Kalor dan Perubahan Wujud
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda
yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Suhu adalah ukuran rata -rata energi kinetik partikel dalam suatu benda.
Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu
untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor yang
diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada
:
· massa
benda
· kalor
jenis benda
· perbedaan
suhu kedua benda
Secara
matematis persamaan dapat ditulis dengan :
Q
= m. c. Δt
Sedangkan
bila kalor yang diberikan digunakan untuk merubah wujud zat/benda, maka kalor
yang diberikan tergantung pada massa benda saja, sesuai dengan per samaan :
Q
= m. L
Setiap
benda pada umumnya mempunyai 3 bentuk/fase, yaitu padat, cair dan gas.
Perubahan wujud yang terjadi pad ketiga bentuk benda itu adalah : membeku,
melebur, mencair, mengembun, menyublim, deposisi dan menguap seperti gambar di
bawah ini.
Sedangkan
di bawah digambarkan diagram fase pada air.
Beberapa zat tidak selalu memuai ketika
dipanaskan, contohnya air pada suhu 0ºC - 4ºC. Pada suhu tersebut air akan
menyusut ketika dipanaskan dan men capai volume minimumpada suhu 4ºC. Sehingga
pada suhu tersebut es mencapai massa jenis maksimum. Di atas 4ºC, air akan
memuai lagi bila dipanaskan. Peristiwa sifat pemauaian air yang tidak teratur
ini disebut dengan peristiwa anomali air. Zat lain yang me mpunyai sifat
seperti ini adalah parafin dan bismuth.
2. Pemuaian
Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor,
maka partikel -partikel dalam benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga
saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjad I lebih besar. Kita katakan
bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair
maupun gas.
a) Pemuaian
Panjang
Pada
pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang kecil,
sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya
pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding lurus dengan
:
· panjang
mula-mula benda
· kenaikan
suhu
Secara
matematis dituliskan :
ΔL
= L. a. Dt
Sedangkan
panjang benda setelah dipanaskan adalah :
Lt
= Lo + ΔL
b) Pemuaian
Luas
Pada
pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar
benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan :
DA
= Ao. b. Δt dimana berlaku hubungan : b =
2a
At
= Ao + DA
c). Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat
cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada arah memanjang, melebar dan meninggi.
Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah :
DV
= Vo. g. Δt dimana berlaku
hubungan : g = 3a
Vt
= Vo + DV
3. Perpindahan Kalor
Perpindahan
kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1.
konduksi,
2.
konveksi dan
3.
radiasi
1.
Konduksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi
tanpa disertai dengan perpin dahan partikel-partikel dalam zat itu, contoh :
zat padat (logam) yang dipanaskan. Berdasarkan kemampuan kemudahannya
menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam
menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam menghan tarkan kalor.
Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator
adalah plastik, kayu, kain, dll.
Besar
kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :
· Berbanding
lurus deng an luas penampang batang
· Berbanding
lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
· Berbanding
terbalik dengan panjang batang
Secara
matematis pernyataan di atas dapat ditulis dengan :
Q/t
= banyaknya kalor yang melalui dinding batang selama selang waktu t – J/s
k
= konduktivitas thermal – W/mK
A
= luas penampang batang – m2
d
= panjang batang – m
DT
= perbedaan suhu kedua ujung batang – K
2. Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi
yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis
konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida
terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan
fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan
menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci,
terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim
pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb.
Besar
laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya
adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. Secara matematis
persamaan te rsebut dapat ditulis :
Q/t
= laju aliran kalor secara konveksi – Watt
H
= koefisien konveksi – W/m2K
A
= luas penampang permukaan benda – m2
DT
= perbedaan suhu antara benda dengan fluida – K
3. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dala m bentuk
gelombang elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang
TV, dsb.
Berdasarkan
hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas permukaan
benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman
berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam
bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda
(A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.secara
matematis persamaan di atasdapat ditulis :
Q/t
= laju aliran kalor secara radiasi – Watt
s (sigma)
= tetapan Stefan -Boltzman = 5,67 x 10─8 W/m2K4
A
= luas permukaan benda – m2
T
= suhu permukaan benda – K4
e
= koefisien emisivitas benda
Dalam
kehidupan sehari -hari, radiasi dimanfaatkan dalam : pendiangan rumah, efek
rumah kaca, panel surya, dsb.
4. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, pertama kali
ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana
atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer
lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi
artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat digunakan
untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami
di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia
(lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama
diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Penyebab. Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfe r. Kenaikan konsentrasi gas CO 2
ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM),
batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan
-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami :
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45%
diadsorpsi permukaan bu mi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi
yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas
lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah
kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2,
yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah su lfur dioksida (SO2),
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH 4)
dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas -gas tersebut memegang peranan penting
dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Dampak pemanasan global
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas
rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030 . Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO 2
di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan
suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca
adalah sebagai berikut (gambar 1). Bumi secara konstan menerima energi,
kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu
sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum,
1998:237). Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari.
Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai
di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang
dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya.
Akibat meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya
hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon di oksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung
-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air
laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
4. Azas Black
Teori kalorik menyatakan
bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat
dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser.
Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih
banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda
disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang
diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa
kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi
maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu
bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi
hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam
bentuk lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan
oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang
dilepaskan o leh air panas (Qlepas)
sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima).
Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan :
Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan
adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor
tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan
kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam
dan luar dibuat mengkilap. Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana
dengan tutup kayu adalah penghantar panas yang jelak. Ruang antara kedua
dinding bejana berisi udara yang berfungsi sebagai isolator kalor sebab udara
adalah penghantar kalor yang jelek.
Sebuah
bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam air dingin
yang terdapat dalam bejana bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan
mengukur massa air dingin, massa bahan contoh, massa kalorimeter (bejana dalam)
dan mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesuah pencampuran.
0 komentar: